Berderet
kata tersekat di bibiriku. Aku, dengan aroganku terkadang bahkan sering
mengkhianati cintanya, melukai hatinya. Namun wanita mulia itu, dengan sabar
dan rendah hatinya , memaafkanku tanpa harus berkata ‘aku memaafkanmu’.
Mama,
pagi ini... Di saat kecamuk belum merasuk pikir, DJ menulis kotak-kotak huruf
ini untuk Mama.
Mama,
maafkan DJ... DJ tahu, mama sering kecewa karena DJ. Mama sering terluka karena
kata-kata DJ yang acapkali khilaf. Maafkan DJ, Ma... Sungguh DJ benar-benar
minta maaf. DJ tak tahu harus bagaimana menarik kata-kata yang lalu sempat DJ
ucap dengan tinggi hatiku.
DJ
bukanlah orang yang bisa menuangkan bentuk perhatian secara langsung untuk
Mama. DJ juga bukan orang yang pandai bertutur sangat lembut kepada Mama. Tapi,
Ma... Tanpa Mama tahu, DJ senantiasa memanjatkan doa untuk Mama dengan khusyuk
di setiap sujud yang DJ persembahkan untuk Tuhan. Di setiap waktu yang DJ
lewati sendiri.
Ma,
DJ tak tahu harus bagaimana membalas semua kemuliaan Mama. Tunggu, mem-ba-las?
Yah, sungguh padanan kata yang sangat
tidak tepat. Maafkan DJ, DJ payah, Ma... Sudah tentu DJ tak sanggup membalas
kemuliaan mama. Tapi dengan sombongnya DJ berkata demikian.
Meskipun
sampai detik ini Mama selalu berujar ‘Mama bangga denganmu’, tapi itu justru
menyakitkan DJ, Ma. Bangga? Mama bangga dengan DJ yang seperti ini? Baiklah,
mungkin di mata Mama, pencapaian yang DJ peroleh selama ini membuat Mama
bangga. Tapi, Ma... DJ justru sangat sedih karena DJ tak bisa menemani dan
merawat Mama dengan baik. Apalagi, kini banyak waktu DJ habiskan untuk menempuh
study yang mengharuskan DJ jauh
dengan Mama.
Ma,
pencapaian DJ akan sangat berharga jika disertai pengabdian DJ untuk Mama. DJ
ingin mengabdi penuh untuk Mama. DJ ingin merawat Mama seperti halnya saat Mama
merawat DJ sejak terlahir di dunia. Ya Tuhan, betapa berdosanya aku ini...
Mama,
bintang hidupku, malaikat tanpa sayapku, sosok wanita paling tegar di mataku.
Dengan gigihnya memperjuangkan nasib keluarganya sendiri. Ma, DJ sangat
yakin... Mama pasti lelah hati, lelah pikiran dan lelah tenaga, bukan? Belasan
tahun Mama menghidupi kami, kedua putrimu, dengan sendiri. Ya, hanya sendiri.
Dan tak pernah terdengar olehku, kata-kata ‘lelah’ engkau ucapkan. Ya Tuhan,
muliakan Mamaku dunia akhirat...
Ma,
DJ sungguh-sungguh memohon maaf atas segala dosa yang DJ perbuat seumur hidup.
Kutahu, hatimu pasti masih terluka atas segala luka yang pernah DJ torehkan.
Maafkan putrimu ini, Ma... Sekali lagi, DJ tak memiliki kecakapan verbal. Maka
melalui coretan atas hati yang terlanjur carut marut ini, DJ sampaikan ujaran
hati yang lalu hanya terpendam.
Semoga
suatu waktu, DJ dapat mengabdi penuh untuk Mama. DJ sangat sangat merindukan
Mama. Di sini, DJ tertatih mengumpulkan mozaik mimpi yang masih tercecar.
Relakan DJ melewati aral perjalanan ini, Ma. Hujani DJ dengan do’a, selimuti dengan
restu, sayangi DJ sampai batas waktu yang terkira.
DJ
sangat menyayangi Mama, dan akan selalu menyayangi Mama. Semoga melalui coretan
ini, DJ selalu bisa berintrospeksi diri untuk tak berbuat khilaf lagi pada
Mama. DJ janji, akan membuat Mama bangga lebih dari ini. Tentunya dengan
cara-cara yang dibenarkan oleh Tuhan. Maafkan DJ, Ma... Maafmu adalah maaf
Tuhan. Ridhoi DJ, Ma... Ridhomu adalah Ridho Tuhan.
Mama dan aku :) |
0 comments:
Post a Comment