Dan biarkan
aku mengeja langit
Atas segala
keajaiban yang ada
Dari
kekosongan yang selama ini bergelayut
Memandangimu
Mengagumimu
Mendambamu
Mendoa
untukmu
Adalah
fragmen rasa yang kucoba persembahkan
Untukmu.
Dan biarkan
jemari ini melukis setiap lekuk wajahmu
di langit
yang hampa
tanpa binar
cahayanya yang meneduhkan
Tapi langit
masih saja enggan menuntunku mengeja
Mengeja
rasa, mengejawantahkan makna
Hingga aku
pun tergagap karena
Kotak –
kotak kata itu memburu otak yang begitu sempitnya
Hingga aku
pun menggigil karena
Deburan hati
yang kian membuncah, tak tertahankan
Ah! Andai
saja bisa
Meyakinkanmu
tanpa harus mematahkan keyakinanku
Langit,
bantu aku mengeja hatinya
Untukku.
Boyolali, 2 Januari
2014
Asyik... Dalem bgt kayaknya.
ReplyDeleteKalo langit gak mw bantu, coba minta bantuan angin :)
angin yang mana?
ReplyDeleteterkadang arah angin membingungkan..
langit yang berawan pun sering dibingungkan oleh angin yang mengaraknya kesana kemari...
Aku selalu percaya angin malam
ReplyDeleteKetika langit mulai gelap, tak berawan
Ia selalu menghampiri jiwa-jiwa yang kesepian
Kemudian menuntunnya pada hati yang terdalam...